Sistem Persampahan

Sampah  didefinisikan  sebagai  limbah  yang  bersifat  padat  terdiri  atas  zat
organik  yang  dianggap  tidak  berguna  lagi  dan  harus  dikelola  agar  tidak
membahayakan  lingkungan  dan  melindungi  investasi  pembangunan.
Besarnya  penduduk  dan  keragaman  aktivitas  di  kota-kota  metropolitan di
Indonesia  seperti  Jakarta  mengakibatkan  munculnya  persoalan  umum
dalam pelayanan prasarana perkotaan, seperti masalah persampahan saat
ini. Diperkirakan hanya sekitar 60 % sampah kota-kota besar di Indonesia
yang  dapat  terangkut  ke  Tempat  Pembuangan  Akhir  (TPA),  yang operasi
utamanya  sebesar  80.235,87  ton  setiap  hari,  penanganan  sampah  yang
diangkut  dan dibuang ke TPA adalah sebesar 4,2 % yang dibakar sebesar
37,6 % ,yang dibuang ke sungai 4,9 % dan tidak tertangani sebesar 53,3%.

Sampai  saat  ini  paradigma  pengelolaan  persampahan  yang  digunakan  di
Indonesia  adalah  :  KUMPUL – ANGKUT – BUANG,  dan  andalan  utama
sebuah  kota  dalam  menyelesaikan  masalah  sampahnya  adalah
pemusnahan  dengan  landfill pada sebuah TPA. Pengelola kota cenderung
kurang  memberikan  perhatian  serius  pada  konstruksi  TPA,  sehingga
muncul kasus TPA bantar Gebang di Bekasi, TPA Keputih di Surabaya dan
TPA  Leuwi  Gajah  di  Cimahi  dan  mungkin  beberapa  kasus  TPA  lainnya  di
Indonesia  yang  tidak  terekspos  oleh  media  masa.  Mengapa  hal  tersebut
dapat  terjadi?  ,  pertanyaan  klise  yang  setiap  saat  terlontarkan  akibat
implementasi  perencanaan  di  lapangan  tidak  diikuti  oleh  pihak  pengelola
atau pelaksana.

Pengelola  kota  tampaknya  beranggapan  bahwa  TPA  yang  dipunyainya
dapat  menyelesaikan  persoalan  sampah,  tanpa  harus  memberikan
perhatian yang proporsional terhadap sarana tersebut.
Penyingkiran  dan  pemusnahan  sampah  atau  limbah  padat  lainnya  ke
dalam  tanah  merupakan  cara  yang  selelu  digunakan,  karena  alternative
pengolahan lain belum dapat menuntaskan permasalahan yang ada. Cara
ini  mempunyai banyak  resiko,  terutama  akibat  kemungkinan  pencemaran
air tanah.

Sampah  yang  dibuang  ke  lingkungan  akan  menimbulkan  masalah  bagi
kehidupan  dan  kesehatan  lingkungan,  terutama  kehidupan    manusia.
Masalah tersebut dewasa ini menjadi isu yang hangat dan banyak disoroti
karena  memerlukan  penanganan  serius.  Beberapa  permasalahan  yang
berkaitan dengan keberadaan sampah diantaranya adalah sebagai berikut

  • Masalah  estetika(keindahan)  dan  kenyamanan  yang  merupakangangguan bagi pendangan mata 
  • Sampah yang terdiri atas berbagai bahan organic dan organik apabilatelah  terakumulasi  dalam  jumlah  yang  cukup  besar,  merupakan sarang  atau  tempat  berkumpulnya  berbagai  binatang  yang  dapatmenjadi vektor penyakit
  • Sampah  yang  berbentuk  debu  atau  bahan  membusuk  dapatmencemari  udara.Bau  yang  timbul  akibat adanya dekomposisi materi organik  dan  debu  yang  beterbangan  akan  mengganggu  saluran pernafasan, serta penyakit lainnya.
  • Timbulan  lindi(leachate)  sebagai  efek  dekomposisi  biologis  dari sampah  memiliki  potensi  yang  besar  dalam  mencemari  badan  air sekelilingnya, terutama air tanah di bawahnya.
  • Sampah yang kering akan mudah beterbangan dan mudah terbakar
  • Sampah  yang  dibuang  sembarangan  dapat  menyumbat  saluran-saluran  air  buangan  dan  drainase,  kondisi  seperti  ini  dapat menimbulkan  bahaya  banjir  alibat  terhambatnya  pengaliran  airbuangan dan air hujan
  • Beberapa siifat dasar dari sampah, seperti kemampuan termampatanyang  terbatas,  keanekaragaman  komposisi,  waktu  untuk terdekomposisi  sempurna  yang  cukup  lama  dan  sebagainya  dapat menimbulkan beberapa kesulitan dalam pengelolaannya.
  • Di  negara-negara  berkembang  seperti  Indonesia,  kurangnya lkemauan  dari  Pemerintah  Daerah,  kurangnya  kesadaran  penghasil sampah  akan  pentingnya  penanganan  sampah  yang baik merupakan masalah  tersendiri  dalam  pengelolaan  sampah,  khususnya  di  kota-kota besar. 

0 Response to "Sistem Persampahan"

Posting Komentar